Kamis, 06 September 2012

pengaruh hujan asam pada tanaman



LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
I.        Judul dan Tanggal Praktikum
a.    Judul                           :  Memperkirakan Kuantitas Polusi Air Hujan
b.   Tanggal Praktikum        :  1 Mei 2012

II.   Tujuan Praktikum
1.  Mengetahui pengaruh hujan asam terhadap pertumbuhan tanaman.
2.  Membuat laporan ilmiah hasil percobaan.

III.   Dasar Teori
Pengertian hujan asam
Hujan asam adalah segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Sejarah hujan asam
Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.
Walaupun hujan asam ditemukan di tahun 1852, baru pada tahun 1970-an para ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian mengenai fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika Serikat meningkat di tahun 1990-an setelah di New York Times memuat laporan dari Hubbard Brook Experimental Forest di New Hampshire tentang banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
Sumber hujan asam
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
    


Pembentukan hujan asam
Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
\begin{matrix}
S_{(s)}+O_{2(g)}\rightarrow SO_{2(g)} \\
2 SO_{2(g)}+O_{2(g)}\rightarrow 2 SO_{3(g)} \\
SO_{3(g)} +H_2O_{(l)}\rightarrow H_2SO_{4(aq)}\\
\end{matrix}
Dampak hujan asam
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernapas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.



IV.     Alat dan Bahan
a.                   Empat pot/gelas air mineral bekas
b.                  Dua buah botol penyemprot
c.                   pHmeter
d.                  Pipet tetes satu buah
e.                   Pena penanda/label
f.   Mistar
g.  Tanah
h.  Air
i.    Sari jeruk nipis
j.   Biji kacang tanah

V.                       Prosedur Kerja
1.                        Isi keempat pot atau gelas air mineral bekas dengan tanah.
2.        Beri label/tanda dua pot dengan label “asam” dan dua pot lainnya dengan label “normal”.
3.                        Tanam satu biji kacang tanah pada setiap pot.
4.                        Letakkan keempat pot di tempat yang cukup terkena matahari.
5.                        Setiap dua hari, siram dengan air. Lakukan terus hingga daunnya tumbuh.
6.        Buat larutan asam dengan cara mencampurkan lima tetes sari jeruk nipis dengan satu liter air. Ukur larutan asam dengan menggunakan pHmeter. Tingkat keasaman larutan yang diharapkan adalah 3. Jika terlalu asam, tambahakan air. Jika kurang asam tambahakan jeruk nipis.
7.        Isi satu botol penyemprot dengan larutan asam, sedangkan botol peyemprot lainnya dengan air biasa. Jangan lupa memberi tanda “air biasa” pada botol penyemprot berisi air dan label “air asam” pada botol penyemprot berisi larutan.
8.        Semprotkan air dalam penyemprot berlabel “air biasa” di daun pada tanaman pot berlabel “normal”.
9.        Semprotkan larutan asam dalam penyemprot berlabel “air asam” di daun pada tanaman pot berlabel “asam”.
10.     Tulis pada buku catatanmu hipotesis (dugaan) tentang pertumbuhan tanaman kacang yang telah disemprot dengan air biasa dan yang disemprot dengan air asam. Hipotesa yang kamu buat perlu didasarkan pada infirmasi dari buku tnatang pengaruh hujan asam terhadap pertumbuhan tanaman.
11.     Ulangi langkah 8 dan 9 setiap hari selama dua minggu. Ukur tinggi tanaman dengan menggunakan mistar setiap hari. Catat hasil pengukuranmu.
12.                     Buatlah laporan hasil pengamatan yang berisi :
a.                        Judul
b.                        Tujuan
c.                         Alat dan bahan
d.                        Cara kerja
e.        Hail pengamatan. Hasil pengamatan berisi tinggi tanaman dari mulai hari pertama penyemprotan hingga hari ke-14 penyemprotan dalam bentuk grafik.
f.                         kesimpulan
13.     Bandingkan hipotesis yang kamu buat dengan hasil percobaanmu. Apakah hasil percobaanmu mendukung hipotesis?

VI.     Hasil Pengamatan

Tanaman
Perlakuan
Pertumbuhan tinggi tanaman (cm)
Sabtu, 12 Mei 2012
Selasa,15 Mei 2012
Jum’at,18 Mei 2012
Senin,20 Mei 2012
Kamis,24 Mei 2012
Asam rendam 1
Disemprot aquades tiap dua hari sekali
15
16
17
18
20
Asam rendam 2
6
7
11
17
19
Asam kering 1
9
10
11
6
19
Asam kering 2
9
10
14
16
20
Normal rendam 1
Disemprot air asam tiap dua hari sekali
20
22
23
28
37
Normal rendam 2
11
12
14
19
28
Normal kering 1
11
12
15
21
29
Normal kering 2
10
11
14
25
32





Tanaman yang disemprot air asam
   
 
Tanaman yang disemprot aquades
  
 

  

Analisis hasil pengamatan :
 Berdasarkan tabel pertumbuhan tanaman kacang yang diberi perlakuan berbeda, dapat dilihat bahwa pertumbuhan tanaman kacang yang disemprot dengan aquades setiap dua hari sekali memiliki tinggi tanaman yang lebih dari pada tanaman kacang yang diberi perlakuan disemprot dengan ari asam. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman tersebut terganggu atau terhambat karena adanya air asam (tingkat pertumbuhannya rendah).
Berdasarkan gambar, dapat dijelaskan bahwa tanaman kacang hasil perlakuan yang disemprot air asam lebih layu dan tampak ada bagian daun yang kering. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman yang terkena air asam tingkat kesuburannya berkurang.
Air asam dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena air yang mengandung asam yang jatuh ke tanah dan menyimpan airnya, dapat melarutkan mineral-mineral dan unsur hara yang terkandung dalam tanah. Air asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum tanaman dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur di dalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan, akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya tanaman akan terserang penyakit, kekeringan, dan mati.
Penurunan pH tanah akibat air asam juga menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan air terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati.
Kadar SO2 yang tinggi di hutan (kaitannya dengan hujan asam) menyebabkan noda putih atau coklat pada permukaan daun, dan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi bagi tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh pencucian magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan pencucian magnesium di daun.



VII.  Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam analisis masalah, dapat disimpulkan bahwa hujan asam mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman, yaitu : menghambat pertumbuhan tanaman, yakni menghambat pertumbuhan akar dan mikoriza, daun menjadi rontok, serta tanaman mudah terserang penyakit dan hama. Hal ini disebabkan karena cairan asam yang masuk ke dalam tubuh tumbuhan akan menyapu nutrisi yang ada di dalamnya.


VIII.   Daftar Pustaka

Saktiyono, 2008, Seribu Pena BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta : Erlangga.
Aryulina, Diah, Choirul Muslim, dan Syalfinaf Manaf, 2010, BIOLOGY for Senior High School Grade X Semester 2, Jakarta : Erlangga.
www. Wikipedia. com





Kebumen, Mei 2012




Praktikan,
Fajar Faozathul Khikmah
15/X1

4 komentar: