Minggu, 16 September 2012

LAPORAN OSMOSIS


I.         Judul dan Tanggal Praktikum
a.   Judul                      :  Mengamati gerak osmosis.
b.  Tanggal Praktikum    :  31 Agustus 2012

II.      Tujuan Praktikum
Tujuan dari pengamatan ini adalah :
a.  Untuk mengamati proses osmosis pada kentang dan wortel dengan berbagai macam larutan.
b.  Untuk mengetahui perbedaan kemampuan wortel dan kentang dalam proses osmosis pada masing-masing larutan.

III.   Dasar Teori
Membran sel sebagai pangatur keluar masuknya zat melakukan pengontrolan yang bergantung pada transpor lewat membran. Perpindahan molekul atau ion melewati membran sel (transpor lewat membran), ada dua macam :
1.    Transpor pasif, adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut secara spontan dari konsentrasi tinggi ke rendah. Contoh : difusi dan osmosis.
2.    Transpor aktif, adalah perpindahan molekul atau ion menggunakan energi dari sel. Perpindahan molekul tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi. Contoh : pompa Natrium-kalium, endositosis, dan eksositosis.
Osmosis merupakan fenomena penting dalam sistem biologis, karena kebanyakan membran biologis bersifat semi-permiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Secara umum, membran tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak bermuatan.
Osmosis merupakan perpindahan ion atau molekul dari larutan hipotonis (konsentrasi pelarut tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah)  ke hipertonis (konsentrasi pelarut rendah, konsentrasi zat terlarut tinggi). Pada dasarnya, osmosis termasuk peristiwa difusi yang melewati membran semipermeabel. Suatu larutan memiliki tekanan osmotik tertentu yang dapat diukur menggunakan osmometer.
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air.
Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak sempurna. Larutan-larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut isotonik. Ini berbeda dengan larutan – larutan iso-osmotik yang tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul ketika dipisahkan oleh membran semipermeabel. Sebuah larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang sama contohnya sel-sel tubuh yang normal dan darah. Hal ini juga berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Minuman isotonik dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh selama aktifitas fisik.
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik, tekanan osmotik menyebabkan jaringan mengalirkan air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel. Dalam lingkungan hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.


IV.     Alat dan Bahan


a.  Kentang dan wortel
b.  Larutan gula 5%, 10%, 15%
c.   Larutan garam 5%, 10%, 15%
d.  Sehelai atau secukupnya kertas
e.  Timer
f.   Beaker glass
g.  Empat buah cawan
h.  Silet atau pisau
i.    Timbangan



V.        Prosedur Kerja
1.      Mengupas kentang dan wortel dan memotongnya menjadi tujuh bagian.
2.      Menimbang tiap potongan kentang dan wortel dan mencatatnya.
3.      Memasukkan masing-masing satu potongan kentang dan wortel ke dalam cawan yang berisi air serta larutan gula 5%, 10%, dan 15%.
4.      Mengeluarkan kembali potongan kentang dan wortel dari cawan setelah 15 menit.
5.      Memeras potongan kentang dan wortel hingga lebih kering dari keadaan sebelumnya menggunakan kertas.
6.      Menimbang kembali berat tiap potongan kentang dan wortel, dan mencatatnya.
7.      Mencuci peralatan untuk melakukan percobaan selanjutnya dengan langkah yang sama pada larutan garam.



VI.     Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No.
Bahan
     Larutan       gula
Berat awal (gr)
Berat akhir (gr)
Prosentase pengurangan berat
5 %
10 %
15 %
Air
1
Kentang
Air
4,8



4,7

5 %
3,4
3,3



< 5 %
10 %
5,0

4,8


< 10 %
15 %
4,4


4,1

< 15 %
2
Wortel
Air
2,8



4,7

5 %
2,2
2,2



= 5 %
10 %
2,1

1,9


< 10 %
15 %
2,6


2,4

< 15 %
1
Wortel
        Larutan      garam
Air
4,8



4,7

5 %
2,4
2,2



< 5 %
10 %
2,3

2,1


< 10 %
15 %
2,5


2,3

< 15 %
2
Kentang
Air
2,8



2,7

5 %
3,9
3,1



< 5 %
10 %
3,9

3,2


< 10 %
15 %
3,7


3,0

< 15 %













VII.  Analisis Hasil Pengamatan
Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air akan melewati membran sampai kedua larutan seimbang.
Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat ke molekul gula/garam (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran.
Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran.
Berdasarkan hasil pengamatan, berat potongan kentang dan wortel setelah perendaman pada larutan gula dan garam berkurang. Perendaman pada larutan gula dan garam yang prosentasinya lebih besar, menghasilkan kondisi kentang dan wortel yang lebih lembek, tetapi keduanya menunjukkan pengurangan berat.
Saat kentang dan wortel direndam dalam larutan gula dan garam, akan terjadi perpindahan air secara osmosis dari sel-sel kentang dan wortel keluar menuju ke larutan tersebut. Perpindahan air ini terjadi karena sel-sel kentang dan wortel hipotonis terhadap larutan gula dan garam yang hipertonis.
Sedangkan perendaman potongan wortel dan kentang yang direndam pada aquades beratnya juga berkurang (berdasarkan pengamatan). Hal ini tidak sesuai dengan teori, karena seharusnya, potongan kentang dan wortel yang direndam di air akan bertambah beratnya. Air dari larutan masuk ke dalam sel-sel kentang dan wortel, karena sel-sel kentang hipertonis dibandingkan air. Akibat masuknya air ini menyebabkan isi sel bertambah, dan sel dalam keadaan turgid (tekanan turgor tinggi). Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
Pengamatan kentang dan wortel yang direndam pada larutan gula dan garam memiliki rata-rata pengurangan berat yang kurang dari 5 %. Akan tetapi, berdasarkan teori, seharusnya pengurangan berat dapat mencapai 12 %.
Ketidaksesuaian hasil pengamatan dengan teori yang benar, dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : pengukuran berat yang tidak teliti, serta waktu untuk mengeringkan rendaman potongan kentang dan wortel setelah dikeluarkan kurang lama.
Ada kalanya proses osmosis juga dapat membahayakan sel. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga dapat menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil (krenasi) dan dapat menyebabkan kematian.


VIII.   Kesimpulan
·      Osmosis merupakan merupakan perpindahan ion atau molekul dari larutan hipotonis (konsentrasi pelarut tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah)  ke hipertonis (konsentrasi pelarut rendah, konsentrasi zat terlarut tinggi) melalui membran semipermeabel.
·      Perendaman potongan kentang dan wortel pada larutan gula dan garam mengakibatkan pengurangan berat, karena sel kentang dan wortel hipotonis terhadap larutan gula dan garam yang hipertonis.
·      Sedangkan perendaman potongan kentang dan wortel pada air mengakibatkan pertambahan berat, karena sel kentang dan wortel hipertonis dibandingkan air.


IX.     Daftar Pustaka
2.  Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. BIOLOGI UNTUK SMA KELAS X SEMESTER 1. Jakarta : Erlangga.
3.  Maryati, Sri, dkk. 2007. BIOLOGI UNTUK SMA KELAS X. Jakarta : Erlangga.
4.  Aryulina, Diah, dkk. 2010. BIOLOGY for Senior High School Grade XI Semester 1. Jakarta : Erlangga.



Kebumen, 7 September 2012
Praktikan,



Fajar Faozathul Khikmah
(XI IPA 3/ 09)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar