Lirik Lagu Lir-ilir
Lir-ilir, lir-ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak iyo…
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak iyo…
Arti Lirik Lagu Lir-ilir
Bangunlah, bangunlah
Tanaman sudah bersemi
Demikian menghijau bagaikan pengantin baru
Anak gembala, anak gembala panjatlah (pohon) belimbing itu
Biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh
pakaianmu
Pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung bulan bersinar terang,mumpung banyak waktu luang
Ayo bersoraklah dengan sorakan iya
Makna
yang terkandung lagu Lir-ilir adalah sbb:
Sebagai
umat Islam kita diminta bangun. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat
malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Alloh dalam
diri kita yang dalam ini dilambangkan dengan tanaman yang mulai bersemi dan
demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan
tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman
tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin
baru.
Disini
disebut anak gembala karena oleh Alloh, kita telah diberikan sesuatu untuk
digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan
hawa nafsu yang demikian kuatnya? Si anak gembala diminta memanjat pohon
belimbing yang notabene buah belimbing bergerigi lima buah. Buah belimbing
disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita
harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita
tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya. Lalu apa
gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa
Pakaian
yang dimaksuda adalah pakaian taqwa kita. Sebagai manusia biasa pasti terkoyak
dan berlubang di sana sini, untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan
membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat
Alloh SWT.
Kita
diharapkan melakukan hal-hal diatas ketika kita masih sehat (dilambangkan
dengan terangnya bulan) dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada
yang mengingatkan maka jawablah dengan iya.
??????????????thinking
BalasHapuslagu yang membuat saya menangis
BalasHapus