Sirah
atau siroh berasal dari bahasa Arab, artinya sejarah. Sedangkan sahabiyah
berarti sahabat wanita. Sebagai umat Islam, setidaknya kita tahu sejarah dan
tokoh-tokoh tauladan umat kita terdahulu. Salah satunya Sahabiyah Sumayah.
Sumayah
adalah wanita yang pertama kali mati syahid. Dia adalah budak dari Abu Khuzaifah,
saudagar Mekkah yang kaya. Sumayah juga bekerja bersama Yasir bin Amir, musafir
dari Yaman yang menetap di Mekkah. Keduanya akhirnya menikah dan dikaruniai
seorang anak laki-laki bernama Amr bin Yasir. Mereka hidup sederhana dan
bahagia, apalagi keduanya telah dimerdekakan oleh majikan mereka.
Amr
tumbuh menjadi anak yang soleh dan berbudi pekerti luhur. Suatu ketika, dia
pulang larut malam karena mendengarkan pelajaran dari seorang pendakwah agama
Islam yang bernama Muhammad. Amr pun menjadi akrab dengan Muhammad. Akan
tetapi, orang tua Amr khawatir dengan kedekatan mereka, karena saat itu Sumayah
dan Yasir masih musrik. “Wanita dan laki-laki memiliki derajat yang sama,
karena di mata Allah yang dipandang adalah ketaqwaannya.” Itulah penjelasan Amr
kepada orang tuanya yang diperolehnya dari Muhammad. Penjelasan tersebut
membuat orang tua Amr sadar dan menjadi keluarga Islam yang pertama.
Mengetahui
ke-Islam-an keluarga mereka, Abu Jahal murka. Dia menyeret keluarga Yasir ke
padang pasir yang panas. Nabi Muhammad yang melihat Amr dibakar hidup-hidup,
beliau meyelamatkannya dengan mengusap dahi Amr dan mengucapkan,”Api, menjadi
dinginlah.” Amr juga sempat mengatakan bahwa dia kafir kepada Abu Jahal, namun
sebenarnya itu hanya sebuah pengakuan, karena tak kuat menahan siksaan. Hal itu
tidak disalahkan oleh Rosululloh. Dalam surat An-Nahl ayat:106 disebutkan, ”Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah
dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir
padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi
orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya
dan baginya azab yang besar.” Oleh
sebab itu, kekafiran Amr hanya pengakuan dan tak ada dosa baginya. Sedangkan
ayahnya telah meninggal sebelumnya, juga karena siksaan Abu Jahal.
Berbeda
dengan putranya yang akhirnya berbohong mengaku kafir, Sumayah selalu menentang
Abu Jahal dan bersikeras tetap Islam. Akhirnya Sumayah meninggal karena tusukan
dari tombak yang dilemparkan Abu Jahal ke dadanya. Sabda Nabi Muhammad,
“Bersabarlah keluarga Yasir, bersabarlah....Sesungguhnya Alloh akan memberikan
surga kepadamu.” Demikianlah Sumayah menjadi wanita pertama yang mati syahid
membela Islam.
Selain
kisah di atas, masih banyak lagi tauladan umat terdahulu. Salah satunya juga,
Asma bin Abu Bakar. Asma memiliki gelar “dua ikat pinggang”. Gelar ini
disebutkan karena perjuangan dan pengorbanannya untuk meyelamatkan Nabi
Muhammad SAW dan Abu Bakar saat menjalankan hijrah. Asma membawakan mereka makanan
dalam keadaan hamil besar yang saat itu di pakainnya ada dua ikat pinggang yang
salah satunya digunakan untuk membungkus makanan. Anaknya yang bernama Abdullah
bin Syuhaib juga memiliki rasa rela berkorban yang besar untuk kepentingan
banyak orang. Dia meninggal karena kepalanya dipenggal saat mengikuti perang.
Subhanallah, sungguh mereka meninggal dalam keadaan yang sangat indah penuh
makna di jalan Allah.
Dapat
kita contoh mereka yang berjuang dalam pelukan wahyu, keikhlasan, pengorbanan,
dan keimanan yang kokoh dengan menghadap ridha Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar