Hati
yang berasal dari bahasa Arab (qolabaa), yang
artinya berganti-ganti atau berubah-ubah. Ini menunjukkan bahwa hati kita dapat
berubah, entah baik atau buruk. Berbeda dengan jasad kita yang hanya akan
terpendam di dalam kubur, hati merupakan ruh yang akan kembali pada Alloh SWT.
Hati adalah pusat hidup kita. Hati merupakan tempat asal keberadaan niat. Hati
juga merupakan tempat singgahan beribu pertanyaan yang mendalam. Tindakan mulia
atau hina sekali pun, tergantung dari hati kita, kemudian ditindaklanjuti oleh
fisik kita.
Dalam
hati kita, mengandung tiga hal, yaitu : moral, pengalaman, dan penghayatan.
Apabila ketiga hal tersebut dapat diolah dengan baik dan maksimal, dapat
dihasilkan kreatifitas dan kedinamisan yang berkembang menuju hal yang lebih
baik. Hati adalah pusat kesadaran dan tanggung jawab. Saat kita bertaubat,
artinya kita menyadari dan bertanggung jawab diri kita sebagai makhluk Alloh.
Sebuah hadist menyatakan, “Sesungguhnya Alloh
tak memandang wajahmu, bukan, melainkan hati dan amalmu.” Dalam hadist lain
juga menyebutkan, “Barang siapa baik, maka jasadnya baik pula, barang siap
buruk, jasadnya akan mendapat kehancuran.” Dapat diulas kembali bahwa hatilah
penentu derajat di mata Alloh, dan jika hatinya baik, pasti jasadnya baik pula
(bukan dalam hal cantik atau tidaknya).
Hati
ibarat raja diri kita yang mengatur dan mengendalikan diri kita. Ada tiga hal
yang terdapat dalam hati manusia, yaitu :
·
Fuad
(logika), merupakan pusat berpikir logis yang bertumpuan pada kepala (otak).
Cara mengolah fuad agar dapat menjadi yang lebih baik, antara lain : gemar
membaca buku bermutu atau motivasi, membangun rasa ingin tahu, belajar
bertanya, juga bertukar pikiran.
·
Sodr
(emosional), dapat melakukan dzikir, salat yang khusyu’, tafakur, aktif
berorganisasi, menyiapkan catatan untuk menulis suasana hati, juga salat
berjama’ah. Tumpuannya berada di dada.
·
Hawa,
merupakan potensi yang mendorong atau ambisi. Bertumpuan atau berpusat pada
perut. Cara memberi nutrisi agar menjadi hawa yang lebih baik, yaitu :
berpuasa, mengikuti pertandingan olahraga atau olahraga bersama, dan berbagi
pekerjaan.
Interaksi
dari ketiga hal di atas akan memunculkan yang disebut nafsu. Ada tiga macam
jenis nafsu, yaitu : nafsu amarah (dominan hawa), nafsu lawangah (dominan
sodr), dan mutmainah (merupakan nafsu yang selamat.
Tentu
kita ingin agar kita memiliki nafsu mutmainah yang selamat. Oleh karena itu,
dalam kehidupan kita harus bisa melakukan penyesuaian dan pelatihan spiritual
dalam menjaga hati dengan Alloh, seperti berdzikir. Apabila hati kita bimbang,
maka setan di dekat kita. Sehingga jika mendapat kesulitan, maka kembalilah
pada jiwa-jiwa yang tenang. Berikanlah hati terbaik kita untuk mereka semua.
Janganlah merasa iri, dengki, dendam atau hal lain.
Hehehehe saya sangat suka dengan artikel bertemakan nasihat yang berdasarkan agama nie..... sangat mendidik .... Mungkin artikel saya ini bisa melengkapi... > Iman-Islam | Archieve
BalasHapusiya terima kasih, isi artikelnya bagus..:)
Hapus