Dalam
kehidupan, tentunya kita tak bisa hidup sendiri. Oleh sebab itu kita pasti
bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Orang yang kita anggap dekat
biasanya kita sebut teman atau sahabat. Kita harus pandai dan selektif memilih
teman. Rasulullah SAW bersabda, “Pandai-pandailah mencari teman.” Selain itu,
dalam H.R. Bukhari dan Muslim disebutkan, ”
Berteman ada dua pilihan, pertama seperti
ketika kita duduk di samping penjual minyak wangi, kemungkinan penjual itu akan
memberikan minyak wangi itu, atau kita dapat membelinya, atau kita hanya dapat
mencium aroma harumnya. Kedua seperti
ketika kita duduk di samping pandai besi, maka dia mungkin akan membakar baju
kita, atau kita akan mendapati bau yang tak sedap.” Hadist di atas
menerangkan tentang pilihan dalam berteaman. Berteman dengan orang yang berakhlak baik bagaikan duduk di samping
penjual minyak wangi, sedangkan berteman dengan orang yang berakhlak tidak baik
bagaikan duduk di samping pandai besi.
Pada
ungkapan pertama, kita dapat
mengartikan bahwa jika kita bergaul dengan anak yang baik, maka dia mungkin
akan memberikan atau menularkan sifat baiknya kepada kita, sehingga kita
menjadi anak yang berkepribadian baik pula, atau kita bisa dikenal baik oleh
orang lain. Sedangkan pada ungkapan kedua,
kita dapat mengambil arti bahwa jika kita bergaul dengan anak yang sikapnya
tidak baik, kita akan terkena imbas atau akibat tindakan buruknya. Selain itu,
kita juga dapat meniru tingkahnya yang salah atau kita bisa dikenal sebagai
anak yang memiliki sikap buruk dan tercela.
Pada
dasarnya, prinsip atau niat baik akan luntur perlahan karena pengaruh perilaku
buruk. Oleh sebab itu, dianjurkan agar kita bisa memiliki teman yang berakhlak
baik sebagai pengingat ketika kita melakukan tindakan yang keliru. Hal ini
tidak berarti kita harus melakukan diskrimanasi atau membeda-bedakan teman.
Justru apabila kita berada pada lingkungan yang belum benar, atau memiliki
teman yang berakhlak kurang baik, sedang kita mengetahui apa yang benar, maka
kita berkewajiban untuk mengingatkan dan mengajarkan yang benar. Kita harus
berusaha untuk mengajak mereka agar berada pada jalan yang lurus, jangan malah
tergoda untuk melakukan hal buruk yang mereka lakukan. Keminoritasan kita dalam
memperjuangkan kebenaran sangat dihargai oleh Alloh SWT. Oleh karena itu, kita jangan
berputus asa mengingatkan mereka agar mereka yang berperilaku buruk dapat
beralih menjadi orang sholeh atau sholehah. Dan ingatlah agar sebisa mungkin
kita memiliki teman yang baik di lingkungan yang baik pula.
Kebumen,
10 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar