Selasa, 02 Oktober 2012

Minyak Wangi vs Pandai Besi

Dalam kehidupan, tentunya kita tak bisa hidup sendiri. Oleh sebab itu kita pasti bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Orang yang kita anggap dekat biasanya kita sebut teman atau sahabat. Kita harus pandai dan selektif memilih teman. Rasulullah SAW bersabda, “Pandai-pandailah mencari teman.” Selain itu, dalam H.R. Bukhari dan Muslim disebutkan, ” Berteman ada dua pilihan, pertama seperti ketika kita duduk di samping penjual minyak wangi, kemungkinan penjual itu akan memberikan minyak wangi itu, atau kita dapat membelinya, atau kita hanya dapat mencium aroma harumnya. Kedua seperti ketika kita duduk di samping pandai besi, maka dia mungkin akan membakar baju kita, atau kita akan mendapati bau yang tak sedap.” Hadist di atas menerangkan tentang pilihan dalam berteaman. Berteman dengan orang  yang berakhlak baik bagaikan duduk di samping penjual minyak wangi, sedangkan berteman dengan orang yang berakhlak tidak baik bagaikan duduk di samping pandai besi.
Pada ungkapan pertama, kita dapat mengartikan bahwa jika kita bergaul dengan anak yang baik, maka dia mungkin akan memberikan atau menularkan sifat baiknya kepada kita, sehingga kita menjadi anak yang berkepribadian baik pula, atau kita bisa dikenal baik oleh orang lain. Sedangkan pada ungkapan kedua, kita dapat mengambil arti bahwa jika kita bergaul dengan anak yang sikapnya tidak baik, kita akan terkena imbas atau akibat tindakan buruknya. Selain itu, kita juga dapat meniru tingkahnya yang salah atau kita bisa dikenal sebagai anak yang memiliki sikap buruk dan tercela.
Pada dasarnya, prinsip atau niat baik akan luntur perlahan karena pengaruh perilaku buruk. Oleh sebab itu, dianjurkan agar kita bisa memiliki teman yang berakhlak baik sebagai pengingat ketika kita melakukan tindakan yang keliru. Hal ini tidak berarti kita harus melakukan diskrimanasi atau membeda-bedakan teman. Justru apabila kita berada pada lingkungan yang belum benar, atau memiliki teman yang berakhlak kurang baik, sedang kita mengetahui apa yang benar, maka kita berkewajiban untuk mengingatkan dan mengajarkan yang benar. Kita harus berusaha untuk mengajak mereka agar berada pada jalan yang lurus, jangan malah tergoda untuk melakukan hal buruk yang mereka lakukan. Keminoritasan kita dalam memperjuangkan kebenaran sangat dihargai oleh Alloh SWT. Oleh karena itu, kita jangan berputus asa mengingatkan mereka agar mereka yang berperilaku buruk dapat beralih menjadi orang sholeh atau sholehah. Dan ingatlah agar sebisa mungkin kita memiliki teman yang baik di lingkungan yang baik pula.
Kebumen, 10 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar