Minggu, 21 Oktober 2012

Hati Terbaik Untuk Saudaraku



Hati yang berasal dari bahasa Arab (qolabaa), yang artinya berganti-ganti atau berubah-ubah. Ini menunjukkan bahwa hati kita dapat berubah, entah baik atau buruk. Berbeda dengan jasad kita yang hanya akan terpendam di dalam kubur, hati merupakan ruh yang akan kembali pada Alloh SWT. Hati adalah pusat hidup kita. Hati merupakan tempat asal keberadaan niat. Hati juga merupakan tempat singgahan beribu pertanyaan yang mendalam. Tindakan mulia atau hina sekali pun, tergantung dari hati kita, kemudian ditindaklanjuti oleh fisik kita.
Dalam hati kita, mengandung tiga hal, yaitu : moral, pengalaman, dan penghayatan. Apabila ketiga hal tersebut dapat diolah dengan baik dan maksimal, dapat dihasilkan kreatifitas dan kedinamisan yang berkembang menuju hal yang lebih baik. Hati adalah pusat kesadaran dan tanggung jawab. Saat kita bertaubat, artinya kita menyadari dan bertanggung jawab diri kita sebagai makhluk Alloh.
 Sebuah hadist menyatakan, “Sesungguhnya Alloh tak memandang wajahmu, bukan, melainkan hati dan amalmu.” Dalam hadist lain juga menyebutkan, “Barang siapa baik, maka jasadnya baik pula, barang siap buruk, jasadnya akan mendapat kehancuran.” Dapat diulas kembali bahwa hatilah penentu derajat di mata Alloh, dan jika hatinya baik, pasti jasadnya baik pula (bukan dalam hal cantik atau tidaknya).
Hati ibarat raja diri kita yang mengatur dan mengendalikan diri kita. Ada tiga hal yang terdapat dalam hati manusia, yaitu :
·  Fuad (logika), merupakan pusat berpikir logis yang bertumpuan pada kepala (otak). Cara mengolah fuad agar dapat menjadi yang lebih baik, antara lain : gemar membaca buku bermutu atau motivasi, membangun rasa ingin tahu, belajar bertanya, juga bertukar pikiran.
·  Sodr (emosional), dapat melakukan dzikir, salat yang khusyu’, tafakur, aktif berorganisasi, menyiapkan catatan untuk menulis suasana hati, juga salat berjama’ah. Tumpuannya berada di dada.
·  Hawa, merupakan potensi yang mendorong atau ambisi. Bertumpuan atau berpusat pada perut. Cara memberi nutrisi agar menjadi hawa yang lebih baik, yaitu : berpuasa, mengikuti pertandingan olahraga atau olahraga bersama, dan berbagi pekerjaan.
Interaksi dari ketiga hal di atas akan memunculkan yang disebut nafsu. Ada tiga macam jenis nafsu, yaitu : nafsu amarah (dominan hawa), nafsu lawangah (dominan sodr), dan mutmainah (merupakan nafsu yang selamat.
Tentu kita ingin agar kita memiliki nafsu mutmainah yang selamat. Oleh karena itu, dalam kehidupan kita harus bisa melakukan penyesuaian dan pelatihan spiritual dalam menjaga hati dengan Alloh, seperti berdzikir. Apabila hati kita bimbang, maka setan di dekat kita. Sehingga jika mendapat kesulitan, maka kembalilah pada jiwa-jiwa yang tenang. Berikanlah hati terbaik kita untuk mereka semua. Janganlah merasa iri, dengki, dendam atau hal lain.

2 komentar:

  1. Hehehehe saya sangat suka dengan artikel bertemakan nasihat yang berdasarkan agama nie..... sangat mendidik .... Mungkin artikel saya ini bisa melengkapi... > Iman-Islam | Archieve

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya terima kasih, isi artikelnya bagus..:)

      Hapus